Berikut ini hasil wawancara dengan salah satu Pastor yang memegang peranan cukup besar dalam masa-masa awal Gereja Mahasiswa, yaitu Pastor Frans Vermeulen, OSC (alm). Beliau sejak tahun 1964 tinggal di Indonesia dan sejak tahun 1967 mulai berkecimpung dalam aktivitas mahasiswa Katolik di Bandung.
Sejak tahun 1947 ada Pastor yang memiliki tugas mendampingi mahasiswa, yaitu Pastor H. Van Haaren OSC. Segala aktivitas mahasiswa Katolik dapat meminta bimbinganya. Dulu yang ditangani mencakup PMKRI, les agama, Legio Maria, CLC, dan Providentia (asrama perempuan di Jl. Anggrek Bandung dalam asuhan Suster Ursulin). Tiap-tiap kelompok itu beraktivitas secara mandiri. Saat itu belum ada suatu kegiatan yang dikelola atau diselenggarakan secara bersama-sama dari kelompok-kelompok aktivitas yang ada. Situasi lainnya, hampir semua mahasiswa Katolik menjadi anggota PMKRI.
Tahun 1976 Pastor Yan Sunyata OSC bertugas mendampingi mahasiswa di ITB sekaligus sebagai magister biara “Pratista Kumara Warabrata”. Beliau mulai menyelenggarakan adanya misa khusus untuk mahasiswa bersama dengan para frater di kapel Sultan Agung (Kapel Kabar Gembira Maria). Ini semua berangkat dari pengertian Gereja (Ecclesia, bhs. Latin), yaitu dipanggil untuk beribadah bersama. Sejak itu aktivitas kemahasiswaan di Sultan Agung no. 2 mulai ramai. Karena kemudian dirasa perlu untuk dibangun gedung yang bisa menampung para mahasiswa yang ingin mengadakan aktivitas, tahun 1980 didirikan ruangan di bawah biara (gedung GEMA saat ini) yang dapat digunakan sebagai tempat sekaligus pusat kegiatan mahasiswa Katolik se-Bandung di atas tanah milik Keuskupan Bandung.
Pada awalnya yang ada adalah Pastor Mahasiswa dan tidak ada istilah khusus untuk aktivitas mahasiswa Katolik yang ada. Kemudian beberapa istilah digunakan, seperti PUSROH (Pusat Rohani), Gardu (Garam Dunia) dan GEMA (Gereja Mahasiswa). Sebutan GEMA sendiri lalu menjadi lebih populer, dan ada harapan bahwa GEMA dapat benar-benar menjadi gema / gaung yang baik.
Secara waktu istilah ini tidak diketahui sejak kapan digunakan. Namun, dari asrip dan para saksi yang masih hidup, tahun 2015 dinyatakan bersama bahwa pemakaian istilah GEMA ada sejak 15 April 1979. Maka di tanggal tersebut dinyatakan sebagai Hari Lahir GEMA.
Diawali oleh Pastor Van Haaren OSC sejak 1947 sampai 1969, kemudian digantikan oleh Pst. Vermeulen OSC sampai 1974. Selanjutnya Pastor H. Leermakers OSC menjabat sebagai Pastor mahasiswa sejak 1 Januari 1975. (pada masa ini hingga tahun 1979 GEMA disebut dengan PUSROH atau Pusat Rohani) Selama masa jabatannya, beliau dibantu oleh Pastor Yan Sunyata OSC yang secara khusus menangani mahasiswa di ITB, dan Pastor Sahid Pr yang membantu di Unpad. Pastor Yan yang juga menjabat sebagai magister biara “Pratista Kumara Warabrata” banyak terlibat dalam aktivitas mahasiswa dan koor di kapel GEMA Sultan Agung (Kapel Kabar Gembira Mariia). Tahun 1980 Pastor Leermakers OSC kembali ke Belanda. Selanjutnya tugas mendampingi mahasiswa kembali ditangani oleh Pst. Vermeulen OSC dibantu oleh Pastor Yan dan Pastor Sahid. Sampai kemudian tahun 1990 Pastor A. Istiarto diangkat sebagai Pastor mahasiswa. Keberadaan Pastor Mahasiswa ini tetap berlangsung hingga sekarang.
Pelayanan dan mempersiapkan mahasiswa untuk terjun ke masyarakat serja menjadi pemimpin yang baik.